Antara Ayam Bakar Artomoro Semarang dan Jogja
Karena bermukim di Semarang, tentunya yang sering saya sambangi ya cabang Tembalang. Lalu kebetulan waktu plesir ke Jogja, saya juga mencoba mampir ke outletnya di Ngaglik.
Nah, karena saya merasakan adanya perbedaan ketika mencicipi antara Ayam Bakar Artomoro Semarang dan Ngaglik makanya pengen nih saya curhatkan di sini. Oh ya tentu saja banyak tulisan yang akan mengemukakan pendapat dan preferensi pribadi yang bisa saja berbeda dengan opini teman-teman pembaca untaritravelnotes.
Ayam Bakar Artomoro Semarang
Kita mulai dari harga. Terakhir kali saya makan di Artomoro Sumurboto, Tembalang, harga untuk sepotong ayam bakar pedas bagian paha atau dada adalah Rp. 30.000.
Porsi pada ayam bakar paha atau dada menurut saya sih pas lah. Ga kekecilan juga. Dan sebagai pecinta balung saya lebih memilih paha karena selalu satu paket dengan ceker. Lebih nikmat kan menggerogoti ceker ketimbang bagian dada yang banyak dagingnya. Lagian saya sudah ndaging kok, hahaha.
Lalu untuk nasi putih di cabang Semarang ada ukurannya 1 porsi atau setengah porsi. Harga satu porsi per Mei 2022 yaitu Rp.6.000. Jujur, kalau pesan nasi 1 piring saja bisa dibilang kurang apalagi kalau order ayam bakar varian pedas karena pastinya bikin nagih dan boros nasi. Saya pun akhirnya selalu pesan nasi putih satu setengah porsi untuk sendiri.
Urusan minum, teman makan pedas bagi saya bukan es tapi harus minuman hangat, itulah kenapa saya selalu minta didampingi teh manis hangat yang dibanderol Rp.7.000 per gelasnya.
Sedangkan untuk harga lainnya silahkan dilihat sendiri ya teman. Kalau saya sih memang selalu pesan ayam+nasi+ teh hangat saja.
Ayam Bakar Artomoro Ngaglik, Jogja
Beralih ke Ayam Bakar Artomoro yang di Ngaglik, saya cukup tercengang waktu melihat harga yang ditampilkan di menu. Kok bisa ya jauh lebih murah.
Ayam bakar pedas Artomoro di Jogja dibedakan antara makan di tempat dengan paket bawa pulang. Karena saya makan di tempat maka harganya Rp. 18.900. Berbeda dengan harga bawa pulang yaitu Rp. 22.000.
Kemudian nasi putih di Artomoro Ngaglik ini cuma Rp. 4.500 itupun bisa ambil sepuasnya tidak ditakar seperti di Semarang. Jadi kalau mau makan banyak ya bebas saja asal di magic com yang disediakan masih ada nasinya.
Perbedaan Antara Artomoro Semarang dan Jogja
Namun, tentu saja bukan hanya harga yang mau saya ceritakan di sini. Namanya kulineran pasti kan membandingkan citarasa juga.
Setiap makan di Artomoro Semarang, saya selalu makan sangat lahap karena memang ayam bakar Artomoro seenak itu bagi saya. Bumbu pedas ayam bakar Artomoro tuh buat saya lezatos meresap sampai ke tulang tapi dengan kadar kepedasan yang masih bisa ditoleransi.
Ngga salah dong waktu ke Jogja saya berharap sama karena varian yang dipesan juga sama yaitu pedas.
Eh rupanya saya salah pemirsa. Saat di Jogja, saya bahkan sampai kelimpungan dengan rasa pedasnya. Bahkan saya sampai tak sanggup menghabiskan lebih dari setengah ayam bakar pedas meski sudah saya paksa mulut ini untuk mengunyah dan lebih banyak mengepal nasi. Ya saya tetap kepedasan 😂.
Waktu itu saya memang sedang hamil muda jadi saya pikir itu alasannya saya mendadak tidak tahan capsaicin. Namun suami saya bilang, di Semarang meski ayamnya pedas tapi topingnya diberi sedikit bumbu manis, sedangkan di Jogja saat itu baik ayam dan bumbu semuanya ekstra huh hah. Wahahaha pantas saja.
*tapi eh itu analisa suami lho ya
Kesamaan Antara Artomoro Semarang dan Jogja
Cukup ya tentang perbedaan, di sini saya tidak mempermasalahkan karena harga bahan dasar di tiap kota pastinya berbeda. Dan perkara citarasa saya juga bukan mau komplain kok hanya sharing saja. Tentunya ga kapok justru untuk pengalaman kalau bisa mencicipi Ayam Bakar Artomoro di kota lain.
Ohya saya juga mau membeberkan kesamaan Ayam Bakar Artomoro Semarang dan Ngaglik yang perlu diketahui pengunjung. Tentu saja desain restonya yaitu sebuah bangunan yang terdiri dari satu ruangan 'ngeblong' alias tidak ada sekat. Di dalamnya dipenuhi ornamen dan hiasan khas Jawa yang bikin makan menjadi lebih njawani.
Kemudian, baik di Ngaglik maupun cabang Semarang, meja dan kursi makan yang disediakan rumah makan ini (kalau tidak salah hitung) menurut saya maksimal hanya bisa menampung 10 grup, itu pun harus bervariasi jumlah personilnya karena ada bangku yang bisa memuat 4 atau 6 orang.
Dan menyoal tempat parkir pun sama-sama sempit. Sehingga kalau bisa jangan datang di waktu puncak jam makan karena selain kesulitan parkir tentunya harus mengantri mendapatkan giliran makan. Tapi perlu dicatat juga, waktu kami ke Artomoro cabang Ngaglik, walaupun saat datang ramai dan antri sekitar 4, kami tidak terlalu lama menunggu nomor dipanggil.
Jadi ya itulah sekelumit curhat untaritravelnotes mengenai kisah Antara Ayam Bakar Artomoro Semarang dan Jogja.
Post a Comment for "Antara Ayam Bakar Artomoro Semarang dan Jogja"
Post a Comment