Penginapan Ekonomis Pucuk Matahari Guesthouse Solo

Bepergian ke Solo sudah sering kami lakukan, dan saat terakhir kali kami kesana di bulan Mei 2019 kami menginap di Pucuk Matahari Guesthouse.

Mencari Pucuk Matahari Guesthouse ga susah sih. Menggunakan Google Map atau Waze pasti ketemu. Tapi yang perlu jadi catatan adalah, penginapan ini tidak berada di pinggir jalan raya ya. Agak masuk ke gang tapi masih bisa dilewati mobil.

Pucuk Matahari Guesthouse memang bukanlah hotel, makanya dinamakan guesthouse. Kalau dari bentuk bangunan, kamar dan parkirannya malah mirip kost-kostan exclusive. Eh pas gugling ternyata bener, kayaknya bisa atau memang pernah jadi kost. Lokasinya yang ada di Colomadu memang strategis untuk disewa karyawan karena daerah Colomadu banyak industri dan perkantoran.

Kami memesan Pucuk Matahari dari aplikasi OYO. Waktu itu kena tarif 80 ribuan. Murah banget kan? Tapi keesokan harinya pas buka aplikasi malah harganya turun jadi 40 ribu. Hiks. Padahal namanya juga harga penginapan dan hotel, ya memang naik turun kaya gitu kan. Brarti kami lagi kurang beruntung. Meski 80 ribu itu dipesan sudah menggunakan voucher 50% yang didapat dari Local Guide.

Oke ga usah basa-basi lagi. Langsung direview aja ya kondisi kamar yang kami tempati. Dan kalau ga salah memang hanya ada 1 jenis kamar di Pucuk Matahari Guesthouse. Check in tentunya harus melalui resepsionis dengan mengisi data diri. Kemudian akan diberi kunci kamar yang masi model manual.

Saat itu suami yang akan membuka pintu kamar mengingatkan kalau jangan asal gruduk saja. Tapi liat-liat dulu kondisi kamar. Maksudnya kalau ada yang ngga sreg kita bisa meminta ganti kamar lain sebelum kamar diacak-acak. Yah maklum kan namanya juga capek habis perjalanan. Lihat kasur hawanya kan pengen ambruk aja, haha.

Eh kok ya bener. Di kamar pertama, baru saja pintu terbuka sedikit, suami sudah mengeluh kok lantainya masih kotor. Dan yang paling tidak menyenangkan adalah bau rokok yang sangat terasa. Suami lalu protes ke seorang mas- mas karyawan untuk minta ganti kamar.

Pada awalnya si mas tersebut ngeles, bahwa bau kamarnya memang seperti itu. Padahal ya saya tau bedanya bau rokok dan parfum ruangan seperti apa. Dan bukannya saya sok atau gimana, tapi karena ada alergi pernapasan jika menghirup bau rokok yang nikotinnya masih pada nempel di furnitur. Makanya kami ngotot minta ganti kamar saja. Alhamdulillah diperbolehkan juga ke kamar sebelahnya. Yang pas dibuka ga ada bau-bauan itu dan lantainya bersih.

Kasur Pucuk Matahari Guesthouse berukuran double bed dan bisa lah dipakai bertiga meski agak empet-empetan. Di atas kasur sudah tersedia 2 buah handuk untuk tamu. Lalu amenitiesnya ada di mana? Amenities berisi perlengkapan mandi diletakkan di atas wastafel yang ada di kamar mandi.

Di kamar mandi juga ada toilet duduk beserta shower. Ga ada keluhan sih soal air panas dan air dingin. Tapi usahakan buka dulu keran air dingin baru setel air panas karena keduanya ada di saluran air yang berbeda dan supaya kulit ga mlonyoh jika dilakukan terbalik.

Nah dari semua fasilitas Pucuk Matahari Guesthouse, kalau dibandingkan dengan harga tentu ya sepadan ya. Ga bisa juga kan berharap lebih. Meski mungkin yang perlu saya sampaikan buat yang punya anak lebih dari 1 sih ga rekomen untuk menginap di sini. Karena ukuran kamar Pucuk Matahari cukup sempit dan meski ada penunjuk kiblat, tapi kalau mau shalat di kamar harus menggeser ranjang dulu supaya ga kepentok kanan kiri.

Meletakkan barang bawaan di meja juga ga bisa karena mejanya ga ada. Lalu meski ada balkon, di ruangan yang kami tempati, pintu menuju balkon tidak bisa dibuka. Padahal pemandangan ke perumahan warga dan sawah di belakang guesthouse ini lumayan bisa dinikmati.

Afterall, kesimpulannya, Pucuk Matahari Guesthouse adalah penginapan ekonomis yang cocok jika diinapi pelancong solo traveler atau backpacker. Tapi kalau family traveler? Nanti dulu....

Video Saat Untaritravelnotes Pucuk Matahari Guesthouse Solo

Disclaimer:
Review ini adalah opini pribadi dan jujur tanpa bermaksud mediskreditkan atau memojokkan. Keputusan dan interpretasi yang ditimbulkan setelah membaca blogpost ini di luar kuasa untaritravelnotes.com