Berburu Sate Kambing Muda di Sate Tirus Tegal
Tegal adalah surganya pecinta sate kambing, mbeeek! Karena kalau kamu melancong ke kota yang terletak di jalur pantura ini, ga bakal nemuin kesulitan mencari olahan daging yang katanya bikin kolesterol dan darah tinggi meningkat.
Saking banyaknya, buat para traveler yang baru pertama kali datang pasti kebingungan mana nih yang enak. Tapi menurut saya sih rata-rata sama enaknya. Cuman kalo saya dan keluarga terbiasa untuk menyempatkan makan siang di Sate Tirus.
Tirus, yang kata orang Tegal kependekan dari tikungan lurus (lha tikungan kok lurus ya) adalah daerah yang bisa disebut pusatnya kuliner sate. Di sepanjang jalan Kapten Sudibyo ini banyak penjual sate kambing dan hampir semua memberi nama warungnya TIrus, ada yang berakhiran angka 1, 2, putra, putri atau famili 1 atau famili 2, dah pokoknya mirip-mirip semua.
Di depan warung-warung inipun selalu ada pemandangan yang ga enak buat penganut vegan yaitu sebagian daging kambing yang kakinya diikat dan dijembreng terang-terangan, katanya untuk menarik para mbek mania termasuk saya hehe.
Siang itu seperti biasanya saya dan suami hanya memesan 10 tusuk, minta disajikan dalam 2 piring berbeda. Biar kata kami masih muda, tapi ga pernah tuh berlebihan konsumsi daging yang bikin darah memanas ini, apalagi ada bakat asam urat, wah bisa berabe kalo semena-mena.
Di Tegal, sate kambing tidak dibakar sampai matang apalagi gosong. Justru semua dibakar hanya setengah matang, dan belum dibumbui jadi sensasi rasa asli daging bakal terasa menggoyang lidah. Kemudian disajikan dengan kecap, bawang merah iris, tomat dan sambel cabe. Dimakan dengan sepiring nasi putih hangat bertaburkan bawang goreng, duh nikmatnya ga terkira.
Oiya, selain sate sebenarnya ada sajian lain yang bisa kamu pesan kalau mampir sate Tirus, seperti sop atau gulai kambing. Saya sih pernah cicipin sop kambingnya, lumayan juga apalagi kalau cuaca mendung. Tapi sate kambing muda Tirus tetep jadi perburuan utama yang gabisa dilewatkan 😎.
Saking banyaknya, buat para traveler yang baru pertama kali datang pasti kebingungan mana nih yang enak. Tapi menurut saya sih rata-rata sama enaknya. Cuman kalo saya dan keluarga terbiasa untuk menyempatkan makan siang di Sate Tirus.
Tirus, yang kata orang Tegal kependekan dari tikungan lurus (lha tikungan kok lurus ya) adalah daerah yang bisa disebut pusatnya kuliner sate. Di sepanjang jalan Kapten Sudibyo ini banyak penjual sate kambing dan hampir semua memberi nama warungnya TIrus, ada yang berakhiran angka 1, 2, putra, putri atau famili 1 atau famili 2, dah pokoknya mirip-mirip semua.
Di depan warung-warung inipun selalu ada pemandangan yang ga enak buat penganut vegan yaitu sebagian daging kambing yang kakinya diikat dan dijembreng terang-terangan, katanya untuk menarik para mbek mania termasuk saya hehe.
Di Tegal, sate kambing tidak dibakar sampai matang apalagi gosong. Justru semua dibakar hanya setengah matang, dan belum dibumbui jadi sensasi rasa asli daging bakal terasa menggoyang lidah. Kemudian disajikan dengan kecap, bawang merah iris, tomat dan sambel cabe. Dimakan dengan sepiring nasi putih hangat bertaburkan bawang goreng, duh nikmatnya ga terkira.
Oiya, selain sate sebenarnya ada sajian lain yang bisa kamu pesan kalau mampir sate Tirus, seperti sop atau gulai kambing. Saya sih pernah cicipin sop kambingnya, lumayan juga apalagi kalau cuaca mendung. Tapi sate kambing muda Tirus tetep jadi perburuan utama yang gabisa dilewatkan 😎.
2 comments for "Berburu Sate Kambing Muda di Sate Tirus Tegal"